Community Cangkruan Wong Ndeso Headline Animator

Senin, 21 Juni 2010

Jeroan Yamaha Xeon

Lebih dari Mio

4682jeroanxeon1.jpgKini, tiba giliran membelah lebih jauh jeroan Yamaha Xeon. Yup, skubek terbaru pabrikan Garputala yang punya kapasitas mesin 125 cc. Terlebih Em-Plus punya kesempatan lebih untuk mempelajari 'jeroan' Xeon.

Kiranya, apa saja sih part yang mendukung skubek dengan tampilan sporty itu. Apalagi, jika dibedakan dengan skubek versi sebelumnya. Misalnya, Yamaha Mio atau Mio Soul.

Mulai dari bagian CVT dulu ya! Perbedaan paling mencolok, terlihat dari roller. Yamaha Xeon yang punya v-belt lebih tebal dan panjang ketimbang Mio, seakan mengadopsi big puli dan tentunya big roller. Boleh dikatakan, roller Xeon mirip dengan milik Yamaha Fino.

Untuk diameter luar roller Xeon, sekitar 20 mm. Sedang Mio hanya 15 mm. Tuh, tentunya lebih besar kan. Tapi biarpun diameter roller lebih besar punya Xeon, berat yang diaplikasi keduanya boleh dikatakan hampir sama.4683jeroanxeon2.jpg

Roller Mio, punya berat 10,5 gram. Xeon yang bentuknya lebih besar, malah hanya 10 gram. Bisa begitu, karena roller Xeon punya diameter dalam yang lebih besar ketimbang Mio. Xeon 12 mm, Mio hanya 5 mm. Makanya, meski besar tapi terlihat tipis.

Dari roller, kini sedikit beralih ke bagian kampas kopling. Taunya, kampas kopling yang diaplikasi Xeon juga lebih besar ketimbang punya Mio lho. Perbedaanya juga turut mencolok.

Kampas Xeon punya panjang kampas sekitar 6,1 cm. Beda dengan Mio yang lebih pendek. Yaitu, 4,5 cm. Sedang lebar kampasnya sendiri, memang tidak terlalu signifikan. Selisihnya hanya 0,2 cm. Tapi tetap panjang Xeon yang total ukurannya 2,2 cm.

Lalu, tebal kampas dari sepatunya, juga selisih 0,1 cm. Jika tebal Xeon 0,4 cm, maka Mio hanya 0,3 cm. Tebalnya kampas ini juga berpengaruh pada mangkuk kopling alias house sentrifugal.

4684jeroanxeon3.jpgSelisih diameter mangkuk keduanya, terpaut 8 mm. Xeon punya diameter 120 mm, sedang Mio main di 112 mm. Dengan perbedaan kopling sentrifugal yang lebih besar ketimbang Mio ini, tentunya power yang dihasilkan Xeon bisa disalurkan sempurna ke roda belakang.

Malah, dari hasil pengetesan Yamaha sendiri, Xeon bisa lari 0,5 detik lebih cepat ketimbang kompetitornya tuh. Panjang per CVT Xeon juga lebih ketimbang Mio. Jika Mio hanya 74,3 mm, Xeon pun 106,8 mm.

Oh ya, tambah panjang berarti sedikit lebih keras dong. Maklum, kan power yang dihasilkan Xeon sekitar 10,94 hp. Pastinya, butuh per yang tidak terlalu lembut agar tenaga enggak selip.

Sedikit bicara soal filter udara. Yamaha Xeon mengaplikasi saringan udara tipe viscous element. Ya, saringan udara kertas yang dilapisi minyak untuk menangkap debu dan kotoran.

Pemakaian filter udara seperti ini, membuat langkah perawatan jadi semakin lebih mudah. Sebab, saringan ini memang tidak perlu dibersihkan layaknya saringan model busa. Tapi, cukup lakukan penggantian setiap 15.000 km.

Masih seputar sistem bahan bakar. Tali gas yang diaplikasi di Xeon juga terdapat dua kabel untuk membuka skep vakum karbu Mikuni BS26. Tujuannya, untuk memperingan kinerja bukaan skep dengan pelintiran ringan dari grip gas.

Ada perbedaan lain antara Yamaha Xeon dengan Mio. Yaitu, soal tempat peletakan aki yang akhirnya bikin bagasi lebih luas. Aki, tak lagi di bawah jok, melainkan ada di belakang cover bodi depan.

Kondisi ini, membuat bagasi Xeon pelepunya volume sekitar 12,8 liter. Itu artinya, jelas lebih besar dong ketimbang Mio ataupun Mio Soul.

Ada hal lain lagi yang menarik. Kini, di bawah dek kaki pengendara, Xeon menempatkan tabung reservoir buat radiator alias coolant. Tapi, kondisi ini mengharuskan pengendara untuk hati-hati ketika melintas polisi tidur. Apalagi yang tinggi. Meski dilindungi cover dek bawah, kemungkinan tabung reservoir terkena juga tetap lebih besar.

Mantapnya, sobat enggak perlu repot untuk melihat ketersediaan coolant yang ada di tabung. Sebab, kondisi cairan di tabung bisa dipantau dengan mudah melalui lubang yang disediakan di dek bawah. Yup, tinggal intip di mana posisi coolant berada. Di level Low (L) atau di level indikator Full (F)?.

Terakhir untuk sobat yang suka dengan akselerasi! Mantapnya, Xeon masih memungkinkan untuk dilakukan bore up. Meski ganti liner. Itu karena ketika Em-Plus ukur liner boring standar, memang masih memungkinkan untuk dijejali piston diameter 57 mm.

Yup! Dengan piston standarnya Xeon yang 52,4 mm itu, liner tersisa masih sekitar 6 mm. Itu artinya, ketika dijejali piston 57 pun, masih tersisa sekitar 1,4 mm. Ya, dengan piston itu, posisi water jacket alias dinding sirkulasi cairan pendingin di blok tidak tersentuh.

“Sisa liner 1,4 mm masih tergolong aman untuk dipakai. Rasanya tidak jadi masalah untuk bore up,” bilang Mariasan Kocek, Mekanik JP Racing yang gape seting skubek buat balap dan korek harian.

Apalagi, Xeon juga sedikit lebih canggih ketimbang Mio. Yup! Sistem pendinginan mesin kan aplikasi radiator, sehingga pendinginan lebih maksimal. Berbeda dengan pendinginan udara.

Dengan hitungan stroke yang masih sama dengan Yamaha Mio atau Mio Soul (57,9 mm), maka dengan bore up piston 57 mm kapasitas engine tembus di angka 147,9 cc. Dibulatkan jadi 148 cc atau 150 cc.

Dengan kombinasi stroke dan langkah ini, tentunya bisa bikin power mesin merata dari bawah hingga atas. Asli! Kan hampir square tuh!

Bagaimana, tertarik?

Penulis/Foto : Niko, Eka/GT

Sumber dari:www.motorplus-online.com

Rabu, 19 Mei 2010

Motor Tenaga Surya

4171mtr-full-dr-atas-1.jpgBerawal dari rasa keperihatinan terhadap korban gempa bumi yang melanda Jogja pada 27 Juni 2006 silam, Universitas Gajah Mada Yogyakarta lewat Jurusan Teknik Mesin D-3 mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam bentuk nyata.


Setelah menjalani penelitian yang panjang, akhirnya diciptakan 'Sepeda Motor Bertenaga Surya (Matahari)'. Di mana sepeda motor ini adalah bagian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi dari teman-teman mahasiswa di jurusan teknik mesin jenjang diploma tiga.

"Alat ini kami diciptakan untuk sumbangsihkan kepada korban gempa Jogja yang mengalami cacat permanen. Sebab mereka itu mengalami kesulitan dalam bertransportasi. Lantas kami menciptakan sepeda motor bertenaga surya ini," buka Ir. Surjaka Andreas, MT dosen di jurusan Teknik Mesin.

Motor ini diciptakan untuk menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak dari fosil yang makin menipis. Serta dengan teknologi yang sangat ramah lingkungan ini, dapat mengurangi tingkat polusi udara yang kian hari kian memprihatinkan.

Menurut Surjaka, pengaplikasian sepeda motor tenaga matahari ini adalah hanya mengubah tenaga matahari menjadi tenaga listrik. Dan tenaga listrik itulah yang nantinya dapat menggerakkan motor penggerak. Sebab, basik motor yang digunakan adalah betrik alias bebek elektrik merek E-Moto dengan alasan lebih murah dan banyak suku cadangnya.

“Bentuk E-Moto VIP ini sudah bagus. Kami tinggal menambah atap sebagai tempat dudukan sel surya ukuran 50W yang jumlahnya lumayan banyak. Dimensi solar sel keseluruhan adalah lebar 60 X 120 cm untuk mensuplai arus setrum ke-4 buah baterai dengan tegangan 48 Volt. Adapun motor penggeraknya menggunakan 2 buah motor listrik berdaya 500 watt. Yang satu untuk maju, satunya lagi buat mundur," lanjut pak dosen itu lagi.

Maka dengan tambahan alat-alat tadi, pengisian aki akan penuh dalam jangka waktu kurang-lebih delapan jam. Apabila baterai penuh dalam tempo itu, klaim Surjaka motor tenaga surya ini bisa dipakai jalan kurang lebih sejauh 80 km dengan kecepatan 25-30 km/jam.

Dan untuk membuktikannya, motor ini sudah dijajal hingga jembatan layang Lempuyangan, tanjakan di jembatan flay-over Janti dan dipakai jalan ke Jogja-Solo PP. Dan untuk kecepatan, sengaja dibikin 25~30 km/jam dikarenakan motor didesain beroda tiga untuk orang penyandang cacat. Sehingga kecepatan memang harus dibatasi demi menjaga keseimbangan motor.

Dan khusus dudukan atap untuk sel surya dan swing arm, didesain dengan bahan ringan namun kuat. Jadi sama sekali tidak mempengaruhi beban saat jalan.

"Beban maksimal motor ini seberat 100 kg. Enaknya, pengemudi tinggal menghidupkan kontak dan geser tombol ke atas untuk maju dan geser ke bawah untuk mundur. Serta tinggal pelintir gas maka motor akan langsung melaju,” terangnya.

Penulis/Foto : Ryan

sumber: motorplus-online.com

Sok BeAT Untuk Mio

4550miosokbeat1.jpgPengguna Yamaha Mio kerap tidak pede melihat sokbreker standar yang dirasa kecil. Karena per dan tabung sok yang mungil kesannya seperti ringkih. Seperti tidak kuat menahan beban.


Solusi paling gampang ganti dengan sokbreker variasi. Pilih yang ukuran tabung sok dan per lebih gede. Enak dilihat dan nyaman reboundnya. Apalagi yang bisa diatur lewat kliknya.

Namun menggunakan sok variasi selain mahal juga tidak ada jaminan dari pabrikan. “Paling gampang menggunakan sokbreker dari motor lain yang lebih gede ukurannya,” jelas Rony, pemilik Yamaha Mio Soul merah dari Gg. Haji Saikin, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.4551miosokbeat2.jpg

Rony pilih pakai sok punya Honda BeAT untuk dipasang di Mio Soul miliknya. “Ukuran per dan tabung kelihatan gede,” jelas Rony yang penyuka balap liar itu.

Kata Rony, menggunakan sokbreker punya Honda BeAT lebih terjamin. “Tentu jaminan pabrikan Honda meski dipasang di Mio. Daripada pakai sok variasi yang tidak dijamin pabrikan motor,” argumen Rony yang pengusaha kain itu.

Enaknya, sok BeAT harganya cukup murah dibanding sok variasi yang mutunya belum tentu oke meski banderolnya sama. “Hanya Rp 160 ribuan,” jelas pria punya nama pendek itu.

Namun kudu hati-hati dalam memilih nya. “Ada yang warna silver yang berarti milik Honda Vario. Khusus BeAT kelirnya hitam. Tapi, ukurannya sama saja kok,” jelas Rony yang bapak dua anak itu.

Cara pasangnya gampang. “Cukup lepas sok Mio dan ganti dengan punya BeAT. Ukuran baut pengikatnya sama kok,” cocor pemuda asli Betawi ini.

Kata Rony, menggunakan sok BeAT lebih empuk. Juga stabil dipakai untuk menikung. Meski jalan bergelombang, tapi tidak goyang.

Penulis/Foto : Aong/Adib

sumber: motorplus-online.com

Selasa, 13 April 2010

Pakai Helm Tanpa SNI Dibui atau Kena Denda Rp 250.000

Dadan Kuswaraharja - detikOto
Gambar
Helm SNI (ddn-detikOto)
Jakarta - Kalau sudah urusan kepala sudah tidak bisa kompromi lagi. Bagi bikers segeralah pakai helm yang memiliki standar kualitas Standar Nasional Indonesia.

Alpa pakai helm SNI, Anda bisa kena ancaman pidana berupa dipenjara atau didenda. Aturan itu termuat dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang baru disahkan pada 22 Juni 2009 lalu.

Dalam UU yang dikutip detikOto, Rabu (8/7/2009) sesuai Pasal 291 ayat 1 disebutkan: "Setiap orang yang mengendarai Sepeda Motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000"

Kemudian di ayat keduanya disebutkan setiap orang yang mengendarai Sepeda Motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.

Jadi baik bikers maupun boncengernya wajib pakai helm SNI. Beberapa produsen helm pun rupanya sudah siap dengan aturan ini. Mereka pun sudah mencantumkan logo SNI yang diembos pada helm produksinya. Jadi tunggu apa lagi.
( ddn / ddn )

Awas! Modifikasi Nopol Kendaraan Akan Kena Denda Rp 500 Ribu

E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Ini peringatan bagi para pengguna kendaraan. Jangan sekali-kali Anda memodifikasi nomor kendaraan yang dibuat Kepolisian. Jika memodifikasi nomor kendaraan, Anda siap-siap kena tilang polisi dan didenda Rp 500 ribu.

"Iya akan ditilang. Itu kan melanggar UU Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009. Dendanya Rp 500 ribu," kata AKBP Kanton Pinem kepada detikcom, Selasa (13/4/2010).

Kanton mengatakan, modifikasi nomor kendaraan dilarang karena membuat Kepolisian sulit mengindentifikasi nomor tersebut. Selain itu, akan merugikan para pengguna kendaraan karena nomor kendaraan tidak jelas.

"Misalnya, kalau menjadi korban tabrak lari nopolnya tidak jelas sehingga tidak terindentifikasi atau misalnya, pemilik kendaraan menjadi korban pencurian kendaraannya. Karena nomornya tidak jelas sehingga tidak teridentifikasi melalui pantauan CCTV," kata Kanton.

Kanton mengimbau masyarakat agar menggunakan nomor yang dikeluarkan secara resmi oleh Kepolisian. Menurut dia, nomor yang dikeluarkan oleh pihak Kepolisian sudah disesuaikan spesifikasinya dan ada logo hologram lalu lintas yang berada di pojok kiri bawah.

"Khusus untuk mobil, diimbau agar lampu nomor kendaraan yang ada di atas nopol tetap menyala," ujar dia.

Dikatakan dia, Kepolisian sudah sejaj lama mensosialisasikan aturan itu. "Penidakannya, kita kan sekarang sedang melakukan operasi Simpatik Jaya. Dalam operasi simpatik ini, selain menindak pelanggar lalu lintas misalnya, pengguna motor yang tidak menggunakan helm SNI, kita juga mengimbau dan memberikan teguran kepada masyarakat untuk tetap menggunakan plat nomor asli," kata Kanton.